Mungkin Anda sudah bosan mendengar ocehan para peneliti tentang pengaruh tayangan TV terhadap kondisi psikis pemirsanya. Hmm, tidak ada yang salah dengan hasil penelitian itu, dan kita juga tidak hendak meributkan perkara ini. Saya hanya menyajikan tulisan berikut sebagai selingan dalam rutinitas Anda. Ini, based on true story, hehhe...
-----------------------------------------------------------
Aku punya adik sepupu, namanya Athe. Dia cewek, atau tepatnya anak SMP kelas 1. Tadi malam waktu semua sudah tidur, kecuali aku, dia pulang dari kunjungan rutinnya di rumah sebelah dengan seringai ketakutan. Dia berjalan berjinjit-jinjit sambil membekap sarungnya. Lalu dengan suara pelan setengah membisik, anak itu mulai berkisah tentang rumor yang santer akhir-akhir ini: komplotan 'pagere-gere' yang menyerang negara kami, Lakudo. FYI, pagere-gere itu sebutan untuk komplotan penjahat yang konon dalam aksinya tidak segan membantai korban dengan cara memenggal kepala, hiiiiyyy...
Selesai bercerita, si Athe menyeringai lagi. Tahu gak apa yang dia pikirkan? Yang menjadi beban otaknya adalah, kunci pintu belakang rumah kami itu lagi rusak. Jadi, anak itu bergidik membayangkan kalau-kalau komplotan penjahat itu menyelinap dari pintu tersebut dan melibas lehernya: Sreg! Well, aku sih tidak takut, kecuali hanya sedikit saja, yeah, sedikit takut.
Tak lama berselang, Athe menuju dapur. Dia berpikir keras, apa kira-kira yang harus diperbuat. Dan, aha! Sebuah ide cemerlang terlintas.
Pertama-tama, dia mengganjal pintu dengan mesin cuci. Kemudian anak ini mengamat-amati hasil pekerjaannya. Hmm, masih kurang aman, pikirnya. Dia pun menambahkan sebuah meja kecil sebagai pengganjal tambahan. Ah, masih kurang. Sekarang, dia menambahkan lagi karung beras. Aku sih tidak begitu menghiraukan kesibukannya, kecuali hanya menengok sesekali dari ruang nonton.
Hei, kau tahu apa yang hebat dari cerita ini? Si Athe, gadis kecil jangkung ini melengkapi security system buatannya dengan tali-temali. Begini rancangannya: satu ujung tali diikatkan pada ganggang pintu, sementara satunya lagi pada railing (besi pembatas) tangga. Nah, tangga kan terletak di dekat pintu. Selanjutnya, di ujung tali yang terikat pada railing tangga tadi, dia menggantungkan botol kosong Aqua. Dan inti dari semua kerja kerasnya ini adalah, tali yang membentang dan dililit entah bagaimana itu diarancang dengan tujuan: ketika ganggang diputar, botol akan jatuh. Dengan demikian, jika nanti ada pagere-gere menyelinap, mereka bakal ketahuan. Setelah semua beres, si Athe baru berangkat tidur dengan tenang.
Subuh-subuh sekitar jam lima, aku tersentak dari tidur dan kaget bukan kepalang karena suara tawa yang membahana. Itu kakakku. Ketika itu, dia tengah berdiri di depan tangga, terpingkal-pingkal. Dia pun bersabda seraya menunjuk sistim pertahan empat penjuru berlapis buatan Athe, "Apa ini??? Macam kelakuan Scooby Doo saja, hahahahah..."
*******
Siangnya, aku bercerita pada adik sepupuku yg satunya tentang kejadian semalam. Kami pun dibuat tertawa terbungkuk-bungkuk akan kisah heroik satu ini. Aku haqul yakin, sistem tali-temali yang aneh semalam pasti dia contoh dari kartun atau film spesial liburan. Tapi demi Tuhan, apa gunanya botol Aqua kosong? Kalaupun botol itu jatuh karena ganggang pintu diputar, dentingannya tidak akan membangunkan seekor semut pun. Mungkin lain kali, sebaiknya Athe menggantung botol sirup ABC, sehingga seisi kampung akan terbangun jika 'pagere-gere' masuk rumah kami, kakakkakakakkkakk...
----------------------------------------------------------------------------
Maka, saudara-saudara, mulai hari ini perhatikanlah tontonan adik, kemenakan, atau anak kalian. Karena, sungguh, sungguh, sungguh... suatu hari Anda akan dapati mereka bertingkah menyerupai Spongebob dan Sandy.
Sekian. Salam...
[Tulisan ini pernah saya poskan pada 9 Februari 2011 di akun blog yang satunya, yang sudah jadi almarhum. tentunya yang ini sudah dengan sedikit editing]
Komentar
Posting Komentar